Jumat, 30 September 2016

Paraben, aman gak sih?

Hi, post kali ini semoga bisa membantu memberikan informasi bagi readers yang mencari informasi mengenai safety ga sih paraben? Post ini hanya akan membahas sebatas pengetahuan ku dari beberapa sumber yang akan aku list semua sumbernya  (mohon maaf apabila ada kesalahan ya, dan kalau ada tolong dikoreksi). Nama paraben dalam kandungan skincare, kosmetik atau obat dalam beberapa tahun belakangan ini memang banyak menyebabkan pro dan kontra setelah pada tahun 2004 dipublish penemuan ilmuan yang menemukan paraben pada manusia yang mengidap tumor payudara (jurnalnya bisa diakses disini ya https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14745841).

Apa itu Paraben?
Menurut US Food and Drug Administration,  Paraben adalah famili bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pengawet dalam produk kosmetik. Pengawet dapat digunakan dalam kosmetik untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya dan jamur, dalam rangka untuk melindungi produk dan konsumen. Paraben yang paling umum digunakan dalam kosmetik antara lain Methylparaben, propylparaben, butylparaben, dan ethylparaben.
(sumber:  http://file.scirp.org/Html/2-1700006%5Ca55865b1-6ffb-40fc-bd91-e60d39197819.jpg)

Bagi readers yang rajin baca komposisi skincare atau kosmetik nama-nama jenis paraben di atas bukan hal yang asing lagi bukan? Biasanya jenis paraben yang digunakan hanya satu, atau gabungan beberapa jenis paraben. Mengapa digunakan beberapa jenis paraben? Hal itu bertujuan untuk mencapai fungsi paraben itu sendiri yaitu sebagai antimikroba. Sama halnya dengan eksipien suatu sediaan yang lain seperti pewarna, pengharum dan sebagainya, suatu antimikroba (dalam hal ini Paraben) memiliki rentang batas dimana eksipien ini akan bekerja sebagai antimikroba (diluar kadar tersebut dapat tidak menimbulkan efek atau bahkan dapan menyebabkan efek toksik. Berikut ini merupakan batasan rentang konsentrasi salah satu jenis paraben yaitu metil paraben menurut Handbook of. Pharmaceutical Excipients. SIXTH EDITION:

Mungkin beberapa dari kita sering bertanya, mengapa penggunaan paraben ini cukup banyak diminati oleh beberapa produsen kosmetik/skincare/obat? Memangnya tidak ada eksipien lain yang bekerja sebagai antimikroba seperti halnya paraben? Dari beberapa sumber yang aku baca, banyak yang mengatakan bahwa paraben itu harganya cukup murah, untuk mengkonfirmasi aku mencari penjual metil paraben di tokopedia dan benar saja dengan IDR 25.000 kita bisa mendapatkan nipagin (nama lain metil paraben) sebanyak 100 gram. Mungkin itu merupakan salah satu alasan mengapa paraben digemari oleh beberapa produsen. 

Apakah Paraben itu aman?
Setelah ditemukannya paraben dengan konsentrasi tertentu pada manusia yang mengidap tumor payudara, timbul pro/kontra terhadap paraben dan pastinya banyak penelitian lanjutan yang mengkatikan apa hubungan paraben dengan tumor payudara. Untuk menjawab keraguan beberapa readers mengenai paraben, berikut ini merupakan jawaban dari beberapa U S Food and Drug Administration mengenai aman atau tidak paraben dalam sediaan kosmetik:

ilmuwan FDA terus meninjau penelitian yang diterbitkan yang berkaitan dengan keamanan paraben. Pada saat ini, kami tidak memiliki informasi yang menunjukkan bahwa parabens seperti yang digunakan dalam kosmetik memiliki efek pada kesehatan manusia. FDA akan terus mengevaluasi data baru mengenai ini. Jika kita menemukan bahwa ada bahaya (paraben), kami akan menyarankan industri dan publik, dan akan mempertimbangkan pilihan hukum badan di bawah otoritas FD & C Act untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan konsumen.

Beberapa produk kosmetik yang berasal dari Amerika Serikat sendiri masih mengandung paraben, beberapa diantaranya adalah merk E.L.F atau L.A. Girl dan beberapa produk lain yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu. 

Bagaimana pandangan negara-negara di Eropa mengenai penggunaan paraben dalam kosmetik? Hukum Uni Eropa memperbolehkan penggunaan paraben dalam kosmetik, dan satu atau beberapa dari mereka (paraben) diperbolehkan untuk ditambahkan dalam produk tertentu. Konsentrasi total maksimum yang diizinkan dalam produk adalah 8 g paraben per kg dari produk kosmetik, dengan tanpa paraben tunggal yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dari 4 g / kg. (Sumber: http://ec.europa.eu/health/scientific_committees/docs/citizens_parabens_en.pdf)

Di Indonesia sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan tidak melarang penggunaan paraben dalam sediaan kosmetik dan skin care, pastinya dengan batas konsentrasi tertentu. Hal itu dapat kita lihat dengan banyak produk kosmetik/ skicare yang mendapat izin BPOM yang mengandung paraben, bahkan di Indonesia, mie instan dapat kita temukan mengandung metilparaben.


My opinion about Paraben

Post ini aku buat lantaran banyaknya isu aneh mengenai paraben yang membuat aku bingung, "ko bisa sih image paraben itu seburuk itu di hadapan konsumen?" padahal selama kuliah di farmasi, aku sering bertemu dengan paraben dalam hal pembuatan suatu sediaan di lab. Sampai akhirnya aku membaca post di Instagram yang mengatakan bahwa orang Indonesia "belum" mengerti akan bahaya paraben, seakan akan negaranya segitu lepas tangannya mengenai penanganan keamanan produk kosmetik, padahal produk dari negara adidaya seperti Amerika Serikat pun banyak yang masih mengandung paraben. Sebagai warga negara yang baik (lagi sok bijak) seharusnya kita membanggakan produk dalam negeri dulu daripada membuat statement tanpa bukti ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah juga. Contohnya saja Wardah, banyak loh produk mereka yang sudah tidak mengandung Paraben. Alhasil karna banyaknya kampanye seperti itu apabalia suata produk dijual dengan embel-embel "free paraben", pasti banyak pembeli yang "ketakutan" dengan paraben menyerbu produk tersebut, padahal bisa saja hal itu hanya merupakan tips marketing suatu produsen.

Nenek ku mengidap penyakit kangker payudara, so aku harusnya lebih hati-hati dengan hal-hal yang berkaitan atau bahkan diisukan berkaitan dengan penyakit tersebut. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Sudah sepantasnya aku menjaga diriku untuk tidak mengkonsumsi paraben berlebih, kenapa? Bukan karna aku parno dengan pemberitaan yang menggila mengenai paraben tanpa melakukan pencariaan kebenaran secara ilmiah, namun untuk menjaga tubuh dari bahan-bahan yang sebenarnya tidak dibutuhkan secara primer oleh tubuh. INGAT SAMPAI SAAT INI BELUM ADA BUKTI ILMIAH YANG MENUNJUKAN BAHWA ADA KAITANNYA PARABEN DENGAN KANGKER PAYUDARA. Namun yang harus diingat adalah yang berlebihan itu tidak baik bukan? Tbh, sampai hari ini beberapa produk yang aku gunakan masih mengandung paraben, meskipun sebisa mungkin aku mencari penggantinya.

Untuk kesimpulannya bisa diambil oleh pribadi masing-masing ya, ada yang pro dan kontra itu wajar. Tapi kalau ketakutan atau anti paraben dengan menyebarkan berita yang tidak dibarengi dengan bukti ilmiah sepertinya kurang baik, apalagi kalu sudah membawa-bawa nama negara. Semoga post ini membantu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar